“Udahlah, S-1 cukup untuk perempuan”
“Kalau kamu berpendidikan tinggi nanti
banyak laki-laki yang minder dan ga mau sama kamu”
Mungkin
sebagian dari kita berpikir, ‘hari gini,memang
ada orang masih berpikiran kaya gitu?’.
Maka saya jawab, “ADA”. Itu bahkan terjadi di sekitar kita. Ya, tak bisa
dipungkiri, walau orang bilang jaman
sudah maju, era globalisasi meliputi segala sendi kehidupan kita, tapi itu tak
jua serta merta melepaskan stigma masyarakat secara penuh akan pentingnya
pendidikan untuk kaum perempuan.
Perempuan
itu harus berpendidikan tinggi. Mengapa? Ada setidaknya empat alasan mengapa
pendidikan itu penting bagi perempuan:
1.
Pendidikan
sebagai sarana menambah ilmu dan wawasan
Ada setidaknya tiga alasan mengapa pendidikan
merupakan sebuah sarana dalam menambah ilmu dan wawasan, yaitu
a. Pendidikan dapat meningkatkan kompetensi diri
Pendidikan akan
memaksa seseorang untuk terus mencari hal-hal baru dengan terus membaca. Orang
yang banyak membaca secara otomatis akan semakin luaslah ilmu dan wawasan yang
ia miliki. Di era kompetisi ini, maka ilmu dan wawasannya itu akan membantunya
membentuk kompetensi diri sehingga mampu untuk berkompetisi.
b. Pendidikan membuka wawasan berpikir
A.A Milne pernah
berkata, "Bagi orang yang tidak berpendidikan; huruf A hanyalah 3 buah
garis". Maka dapat kita katakana bahwa dengan pendidikan kita membuat
pikiran kita menjadi terbuka. Pendidikan pun membawa kita untuk lebih bijak
melihat makna kehidupan.
c. Pendidikan mendorong kemandirian
Epictetus
mengungkapkan, "Hanya orang yang berpendidikan saja yang bisa bebas".
Orang yang tidak berpendidikan hidupnya akan lebih cenderung ketergantungan
pada pengaruh orang lain. Dengan pendidikan maka akan membawa kita pada
kebebasan berpikir, kebebasan berkata, dan kebebasan bertindak sehingga
terbebas dari intervensi manusia lain.
2.
Pendidikan
sebagai sarana perempuan dalam mendukung kinerja suami
Pendidikan merupakan sarana perempuan untuk
memahami, memotivasi dan membekali diri agar dapat melaksanakan tuugas dan
fungsinya sebagai seorang istri dalam membantu suami dengan baik. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perempuan butuh banyak keterampilan dalam menjalankan tugasnya
sebagai seorang istri sehingga dapat mendukung kinerja suaminya. Keterampilan
tersebut berupa keterampilan dalam mengelola harta, tenaga, dan waktu dengan
baik. Pendidikan akan membantu perempuan untuk mengasah keterampilan tersebut
sehingga lebih optimal. Sehingga yang dilakukan tidak hanya membuang-buang uang
rumah tangga hanya untuk kepentingan pribadi yang kurang penting. Tak heran
jika ada yang berkata ‘jika ingin istri cerdas, maka berilah ia buku, bukan
baju atau tas’.
Seorang perempuan yang berpendidikan akan
memahami posisinya sebagai mitra suami. Mengenai hal ini kita dapat belajar
pada sosok Khadijah, istri Rasulullah. Ada beberapa pelajaran yang dapat kita
ambil dari keteladanan seorang Khadijah,
a. Manusia pertama yang mengimani Rasulullah
b. Setia mendampingi Rasul berdakwah di tengah
hujatan kaumnya hingga akhir hayatnya
c. Mengifakkan banyak hartanya untuk dakwah Rasul
“Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah:71)
3.
Pendidikan
sebagai sarana untuk sukses dalam mendidik anak
Kapan orang tua dikatakan telah sukses
mendidik anak? apakah ketika anak sekolah tinggi? apakah ketika anak memiliki
pekerjaan mapan? apakah ketika anak punya penghasilan banyak? apakah ketika
anak berhasil menjadi orang terkenal? apakah ketika anak berhasil menghajikan
orang tua? apakah ketika anak...Maka tengoklah jawaban Allah di dalam
Al-Qur'anul karim,,
"Dan orang-orang beriman, dan
yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu
mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya..."
(Ath-Thur:21)
Maka adalah sebuah investasi yang luar biasa besar jika orang tua
sukses dalam mendidik anak dan membawa ke dalam keimanan. Teringat pula bahwa
satu dari tiga amal yang tak akan terputus adalah do'a dari anak yang shaleh.
“Jika seseorang meninggal dunia,
maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu
yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Agar anak menjadi shaleh, maka peran orang tua dalam mendidiknya
adalah menjadi sesuatu yang sangat penting karena keluarga merupakan pendidikan
awal bagi seorang anak.
Pada hakikatnya pendidikan anak adalah kewajiban dan tanggung
jawab bersama antara ayah dan ibu. akan tetapi secara fitrah, perempuan/ ibu
lebih dekat interaksinya dengan anak-anak karena sudah berinteraksi sejak dalam
kandungan. Karena itulah maka peranan perempuan dalam pendidikan anak sangatlah
besar, terutama pendidikan moral atau akhlak. tak heran jika ibu dikatakan
sebagai seklah pertama bagi anak. Maka adalah sebuah kewajiban bagi laki-laki
untuk memilihkan perempuan yang baik untuk anak-anaknya. Karena ibu yang baik
adalah hak bagi anak.
Wanita adalah tiang negara.
Apabila wanitanya baik, hebatlah suatu negara. Dan, jika rusak wanitanya,
hancur pula negara tersebut. Begitu pun dalam keluarga, pera perempuan sangatlah besar bagi
pembentukan karakter pribadi anak-anaknya sebagai generasi penerus
bangsa. Terlebih ketika hari ini perempuan memiliki kesempatan luas dalam
mengaktualisasikan dirinya dengan berkarir di luar rumah, maka hendaknya dengan
kecerdasan yang dimiliki harus pula memahami bahwa kegiatan aktualisasi diri di
luar rumah pun harus diimbangi dengan kesadaran tugas utamanya di dalam rumah.
Baik sebagai istri maupun sebagai seorang ibu.
4.
Pendidikan
sebagai sarana perempuan membentuk eksistensi di masyarakat sehingga dapat
berkontribusi dalam pembentukan good society
Hari ini banyak pihak yang mengeksploitasi
perempuan. Eksploitasi yang terjadi berupa pengeksploitasian terhadap
kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan. Hampir semua iklan di TV selalu
menampilkan kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan sebagai daya tarik
produknya. Sudah menjadi rahasia umum yang sangat diminati untuk dijadikan
sales promotion oleh berbagai jenis produk adalah para gadis-gadis cantik,
dibanding dengan laki-laki yang tentu saja para gadis tersebut berbusana ‘minimalis’.
Masih banyak contoh eksploitasi terhadap perempuan yang terjadi, yang jika
dipaparkan satu per satu maka tak cukup ditulis dalam 5 halaman.
Mengapa hal tersebut terjadi???
Karena image di masyarakat hal utama yang
istimewa dari seorang perempuan adalah kecantikannya. Hal tersebut tidaklah salah, namun tak sepenuhnya benar. Perempuan tak
selayaknya hanya dilihat pada aspek kecantikannya saja, namun lihatlah juga
pada aspek kecerdasannya. Jangan hanya memanfaatkan kemolekan tubuhnya, tapi
manfaatkan pula kemolekan pola pikirnya.
Bagaimana mengubah image yang sudah terlanjur
ada ini??
Jawabannya hanya satu,
PEMBUKTIAN
Perempuan harus membuktikan pada dunia bahwa
kita pun memiliki kecerdasasan, kapasitas, dapat berkompetisi dan berkiprah
untuk masyarakat sehingga terbentuk good society. Menurut Presiden kita, SBY,
ada 5 ciri good society yang ingin diwujudkan, yaitu
1.
Masyarakat yang berkeadaban, memiliki civility, civilized society,
yang ditandai dengan perilaku masyarakatnya yang baik. “Penuh dengan etika,
moralitas, budi pekerti, dan tata krama,”
2.
Masyarakat yang berpengetahuan,
3.
Masyarakat yang rukun, yang harmonis, dan yang toleran
4.
Masyarakat terbuka yang bebas mengekspresikan pikiran-pikirannya, dan
5.
Masyarakat yang tertib, patuh pada norma dan pranata.
Maka secara umum, ada dua hal besar yang dibutuhkan dalam
pembentukan good society, yaitu moral dan pengetahuan. Untuk menjawab kebutuhan
pertama,yaitu moral, Rasulullah telah menjelaskan dalam salah satu haditsnya
sebagai jalan merekayasa masyarakat
"Barangsiapa diantara kalian
melihat kemungkaran maka hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya, kalau ia
tidak mampu maka dengan lisannya, dan kalau ia tidak mampu maka dengan hatinya,
mengingkari (dengan hati) itu adalah iman yang paling lemah. " {Muslim 1/50}
Dari hadits tersebut jelas bahwa
berkiprah secara langsung di tengah masyarakat akan lebih mampu merekayasa
masyarakat tersebut.
Agar dapat memberikan pengaruh di
tengah masyarakat, seorang perempuan butuh bekal motivasi, keberanian,
kebijaksanaan, dan keterampilan. Semua itu akan didapat dari proses pembinaan,,
dari proses pendidikan. Perempuan-perempuan yang terbina dan terdidik tersebut
yang akan berperan mengeluarkan perempuan lain dari kebobrokan moral dan
kerendahan ilmu.
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu,
maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
(At-Taubah : 105)
Jadilah
satu dari perempuan-perempuan pengukir sejarah.
No comments:
Post a Comment