Wednesday, May 1, 2013

Pendidikan bagi perempuan. Pentingkah?


Udahlah, S-1 cukup untuk perempuan”
Kalau kamu berpendidikan tinggi nanti banyak laki-laki yang minder dan ga mau sama kamu”
Mungkin sebagian dari kita berpikir, ‘hari gini,memang ada orang masih berpikiran kaya gitu?’. Maka saya jawab, “ADA”. Itu bahkan terjadi di sekitar kita. Ya, tak bisa dipungkiri, walau orang bilang jaman sudah maju, era globalisasi meliputi segala sendi kehidupan kita, tapi itu tak jua serta merta melepaskan stigma masyarakat secara penuh akan pentingnya pendidikan untuk kaum perempuan. 
Perempuan itu harus berpendidikan tinggi. Mengapa? Ada setidaknya empat alasan mengapa pendidikan itu penting bagi perempuan:
1.      Pendidikan sebagai sarana menambah ilmu dan wawasan
Ada setidaknya tiga alasan mengapa pendidikan merupakan sebuah sarana dalam menambah ilmu dan wawasan, yaitu
a.      Pendidikan dapat meningkatkan kompetensi diri
Pendidikan akan memaksa seseorang untuk terus mencari hal-hal baru dengan terus membaca. Orang yang banyak membaca secara otomatis akan semakin luaslah ilmu dan wawasan yang ia miliki. Di era kompetisi ini, maka ilmu dan wawasannya itu akan membantunya membentuk kompetensi diri sehingga mampu untuk berkompetisi.
b.      Pendidikan membuka wawasan berpikir
A.A Milne pernah berkata, "Bagi orang yang tidak berpendidikan; huruf A hanyalah 3 buah garis". Maka dapat kita katakana bahwa dengan pendidikan kita membuat pikiran kita menjadi terbuka. Pendidikan pun membawa kita untuk lebih bijak melihat makna kehidupan.
c.       Pendidikan mendorong kemandirian
Epictetus mengungkapkan, "Hanya orang yang berpendidikan saja yang bisa bebas". Orang yang tidak berpendidikan hidupnya akan lebih cenderung ketergantungan pada pengaruh orang lain. Dengan pendidikan maka akan membawa kita pada kebebasan berpikir, kebebasan berkata, dan kebebasan bertindak sehingga terbebas dari intervensi manusia lain.
2.      Pendidikan sebagai sarana perempuan dalam mendukung kinerja suami
Pendidikan merupakan sarana perempuan untuk memahami, memotivasi dan membekali diri agar dapat melaksanakan tuugas dan fungsinya sebagai seorang istri dalam membantu suami dengan baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan butuh banyak keterampilan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang istri sehingga dapat mendukung kinerja suaminya. Keterampilan tersebut berupa keterampilan dalam mengelola harta, tenaga, dan waktu dengan baik. Pendidikan akan membantu perempuan untuk mengasah keterampilan tersebut sehingga lebih optimal. Sehingga yang dilakukan tidak hanya membuang-buang uang rumah tangga hanya untuk kepentingan pribadi yang kurang penting. Tak heran jika ada yang berkata ‘jika ingin istri cerdas, maka berilah ia buku, bukan baju atau tas’.
Seorang perempuan yang berpendidikan akan memahami posisinya sebagai mitra suami. Mengenai hal ini kita dapat belajar pada sosok Khadijah, istri Rasulullah. Ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari keteladanan seorang Khadijah,
a.      Manusia pertama yang mengimani Rasulullah
b.      Setia mendampingi Rasul berdakwah di tengah hujatan kaumnya hingga akhir hayatnya
c.       Mengifakkan banyak hartanya untuk dakwah Rasul
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah:71)
3.      Pendidikan sebagai sarana untuk sukses dalam mendidik anak
Kapan orang tua dikatakan telah sukses mendidik anak? apakah ketika anak sekolah tinggi? apakah ketika anak memiliki pekerjaan mapan? apakah ketika anak punya penghasilan banyak? apakah ketika anak berhasil menjadi orang terkenal? apakah ketika anak berhasil menghajikan orang tua? apakah ketika anak...Maka tengoklah jawaban Allah di dalam Al-Qur'anul karim,,
"Dan orang-orang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya..." (Ath-Thur:21) 
Maka adalah sebuah investasi yang luar biasa besar jika orang tua sukses dalam mendidik anak dan membawa ke dalam keimanan. Teringat pula bahwa satu dari tiga amal yang tak akan terputus adalah do'a dari anak yang shaleh.
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Agar anak menjadi shaleh, maka peran orang tua dalam mendidiknya adalah menjadi sesuatu yang sangat penting karena keluarga merupakan pendidikan awal bagi seorang anak.
Pada hakikatnya pendidikan anak adalah kewajiban dan tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu. akan tetapi secara fitrah, perempuan/ ibu lebih dekat interaksinya dengan anak-anak karena sudah berinteraksi sejak dalam kandungan. Karena itulah maka peranan perempuan dalam pendidikan anak sangatlah besar, terutama pendidikan moral atau akhlak. tak heran jika ibu dikatakan sebagai seklah pertama bagi anak. Maka adalah sebuah kewajiban bagi laki-laki untuk memilihkan perempuan yang baik untuk anak-anaknya. Karena ibu yang baik adalah hak bagi anak.
Wanita adalah tiang negara. Apabila wanitanya baik, hebatlah suatu negara. Dan, jika rusak wanitanya, hancur pula negara tersebut. Begitu pun dalam keluarga, pera perempuan sangatlah besar bagi pembentukan  karakter pribadi anak-anaknya sebagai generasi penerus bangsa. Terlebih ketika hari ini perempuan memiliki kesempatan luas dalam mengaktualisasikan dirinya dengan berkarir di luar rumah, maka hendaknya dengan kecerdasan yang dimiliki harus pula memahami bahwa kegiatan aktualisasi diri di luar rumah pun harus diimbangi dengan kesadaran tugas utamanya di dalam rumah. Baik sebagai istri maupun sebagai seorang ibu.
4.      Pendidikan sebagai sarana perempuan membentuk eksistensi di masyarakat sehingga dapat berkontribusi dalam pembentukan good society
Hari ini banyak pihak yang mengeksploitasi perempuan. Eksploitasi yang terjadi berupa pengeksploitasian terhadap kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan. Hampir semua iklan di TV selalu menampilkan kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan sebagai daya tarik produknya. Sudah menjadi rahasia umum yang sangat diminati untuk dijadikan sales promotion oleh berbagai jenis produk adalah para gadis-gadis cantik, dibanding dengan laki-laki yang tentu saja para gadis tersebut berbusana ‘minimalis’. Masih banyak contoh eksploitasi terhadap perempuan yang terjadi, yang jika dipaparkan satu per satu maka tak cukup ditulis dalam 5 halaman.
Mengapa hal tersebut terjadi???
Karena image di masyarakat hal utama yang istimewa dari seorang perempuan adalah kecantikannya.  Hal tersebut tidaklah salah, namun  tak sepenuhnya benar. Perempuan tak selayaknya hanya dilihat pada aspek kecantikannya saja, namun lihatlah juga pada aspek kecerdasannya. Jangan hanya memanfaatkan kemolekan tubuhnya, tapi manfaatkan pula kemolekan pola pikirnya.
Bagaimana mengubah image yang sudah terlanjur ada ini??
Jawabannya hanya satu,
PEMBUKTIAN
Perempuan harus membuktikan pada dunia bahwa kita pun memiliki kecerdasasan, kapasitas, dapat berkompetisi dan berkiprah untuk masyarakat sehingga terbentuk good society. Menurut Presiden kita, SBY, ada 5 ciri good society yang ingin diwujudkan, yaitu
1.      Masyarakat yang berkeadaban, memiliki civility, civilized society, yang ditandai dengan perilaku masyarakatnya yang baik. “Penuh dengan etika, moralitas, budi pekerti, dan tata krama,”
2.      Masyarakat yang berpengetahuan,
3.      Masyarakat yang rukun, yang harmonis, dan yang toleran
4.      Masyarakat terbuka yang bebas mengekspresikan pikiran-pikirannya, dan
5.      Masyarakat yang tertib, patuh pada norma dan pranata.
Maka secara umum, ada dua hal besar yang dibutuhkan dalam pembentukan good society, yaitu moral dan pengetahuan. Untuk menjawab kebutuhan pertama,yaitu moral, Rasulullah telah menjelaskan dalam salah satu haditsnya sebagai jalan merekayasa masyarakat
"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya, kalau ia tidak mampu maka dengan lisannya, dan kalau ia tidak mampu maka dengan hatinya, mengingkari (dengan hati) itu adalah iman yang paling lemah. " {Muslim 1/50}
Dari hadits tersebut jelas bahwa berkiprah secara langsung di tengah masyarakat akan lebih mampu merekayasa masyarakat tersebut.
Agar dapat memberikan pengaruh di tengah masyarakat, seorang perempuan butuh bekal motivasi, keberanian, kebijaksanaan, dan keterampilan. Semua itu akan didapat dari proses pembinaan,, dari proses pendidikan. Perempuan-perempuan yang terbina dan terdidik tersebut yang akan berperan mengeluarkan perempuan lain dari kebobrokan moral dan kerendahan ilmu.

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At-Taubah : 105)

Jadilah satu dari perempuan-perempuan pengukir sejarah.

No comments:

Post a Comment